Asosiasi Game Indonesia (AGI) baru saja menggelar event perdana Indonesia Game Developer eXchange (IGDX) 2019 di Universitas Bina Nusantara (Binus), Paskal Hypersquare 23, Bandung, pada Sabtu (16/11/2019). Event tersebut menjadi sumber ilmu yang melimpah bagi pada developer game Tanah Air.

Dalam IGDX 2019 menghadirkan dua format acara berbeda, yaitu Super Conference dan Super Class, di mana ada para pembicara lokal dan internasional yang akan membagikan pengalaman dan insight mereka seputar industri game.

Super Conference menghadirkan materi-materi yang mencakup dari berbagai aspek industri, mulai dari post mortem (kisah di balik layar pengembangan sebuah game), diskusi panel tren industri terkini, hingga tips dan trik seputar pengembangan game.

Lebih dari 200 orang menghadiri Super Conference yang digelar dari jam 9 pagi hingga 6 sore. Beberapa pembicara internasional yang hadir dan membagikan ilmu mereka dalam Super Conference IGDX 2019 ini antara lain Gilbran Imami (Koei Tecmo, Jepang), Justin Ng (Ubisoft, Singapura), Iain Garner (Another Indie, Taiwan) dan Philip Schafer (Zeppelin Studio, Jerman).

Line-up pembicara internasional ini melengkapi daftar pembicara lokal yang berpartisipasi membagikan pengalaman mereka seperti Steve Lie (Game5Mobile), Rahmad Imron (Digital Happiness), Imansyah Lubis (BumiLangit Studio) dan Andi Taru (Educa Studio) Semi-workshop Intensif dan Intim di Super Class.



Sedangkan Super Class merupakan sesi pembelajaran semi-workshop yang lebih “intim” dan eksklusif dimana setiap kelasnya terbatas untuk 20 orang saja.

Terdapat tiga kelas yang digelar mulai jam 9 pagi hingga 6 sore secara parallel: Game Design/Production, Programming, serta Visual Art. Karena setiap kelas berlangsung selama satu hari penuh, maka peserta hanya bisa memilih satu kelas saja untuk diikuti.

Masing-masing kelas terdiri dari tiga sesi yang mana masing-masing sesinya berlangsung selama dua jam. Beberapa pembicara membagikan pengalaman dan ilmu mereka, seperti P’ng Yi Wei (Kurechii, Malaysia), Desmond Wong (The Gentlebros, Singapura), hingga Chris Murphy (Epic Games, Australia).

Mereka juga dilengkapi dengan para pemateri dari studio game Indonesia seperti Maulidan Bagus (Maulidan Games) dan Wafi Harowa (Agate).

Melihat susunan pembicara dan mentor yang dihadirkan AGI di IGDX 2019 ini membuat begitu banyak ilmu yang bisa diserap dan diterapkan oleh para developer game Indonesia dalam enciptakan karya-karya mereka.

“Industri game adalah industri yang terus berkembang dan memiliki prospek yang sangat bagus untuk ke depannya,” kata Dr. Johan Muliadi Kerta,S.Kom.,M.M, Wakil Rektor Akademik, Penelitian, dan Pengembangan Kemahasiswaan dari Universitas Bina Nusantara Bandung.

“Dengan hadirnya event ini diharapkan muncul talenta-talenta baru yang memiliki ide dan inovasi untuk memajukan industri game di tanah air,” tuturnya.

Selain belajar dan mendapatkan materi-materi dari pembicara, para peserta IGDX 2019 juga dapat mainkan karya-karya terbaru dari developer-developer game Indonesia.

Satu lantai di atas Super Conference, ada sekitar 12 studio game Indonesia yang sudah lolos tahap kurasi yang memamerkan karya mereka. Mereka memanfaatkan kesempatan ini untuk mendapatkan masukan-masukan yang positif baik dari para peserta maupun dari pembicara yang hadir.

Tentunya, kehadiran para pembicara yang merupakan sosok-sosok senior di industri game sangat membantu mereka untuk membentuk produk mereka agar lebih matang lagi. Beberapa studio juga tampak memanfaatkan kesempatan ini untuk mencari peluang kerja sama baru, entah itu pengembangan game secara bersama (co-developing) atau pun publishing.

“IGDX diharapkan bisa jadi stimulus untuk mengembangkan talenta pengembang game di Indonesia, platform untuk sesama pengembang game bisa bertemu dan berjejaring, dan tempat untuk mencari peluang bisnis baru,” ujar Adam Ardisasmita, Ketua Pelaksana dari IGDX 2019.

“Sebagai gerakan yang bermula dari inisiatif akar rumput, IGDX mempunyai mimpi untuk menjadi rumah bagi para pengembang game di Indonesia untuk “pulang” setiap tahunnya,” tuturnya.

BACA JUGA: Corinthians juarai Free Fire World Series 2019, wakil Indonesia di posisi ke-8